16.12.10

Lomba Menulis Surat untuk Ibu

Untuk memperingati hari ibu yang akan jatuh di bulan ini, Pensil Tanpa Warna mengadakan lomba menulis surat untuk ibu. Naskah surat harap dikirim ke : pengelolapw@gmail.com. Batas waktu pengirim sampai tanggal 19 Desember 2010. Dan pemenang akan diumumkan pada tanggal 22 Desember 2010. Lomba ini terbuka untuk umum. Satu karya terbaik pilihan pengelola akan mendapatkan hadiah berupa buku :
  • Rahim karya Fadh Djibran
  • The Happiness Project karya Gretchen Rubin
  • A Thousand Splendid Suns karya Khaled Hosseini

Curcol ajah deee

Hum... baru bisa nulis lagi sekarang.

Setelah minggu kemaren mengalami hal-hal yang diluar dugaan dan membuat tanggul pertahanan saya jebol.

Saya tau, kemarin, hari ini, besok ataupun kapan, pasti semuanya akan terjadi.

Ada perjumpaan pasti ada perpisahan, berat memang melepas teman saya (lelaki, lebih muda 3 tahun, sudah seperti adik sendiri) yang kebetulan partner kerja saya, pergi merajut asa. Tapi alangkah egoisnya saya jika saya memberati langkahnya.

Satu hari sebelum dia pergi, kami (5 orang termasuk saya) memutuskan untuk sekedar bersenang-senang, have fun bareng, melewati hari itu dengan suka ria. Saya sudah berjanji takkan ada gerimis hari itu, yang ada hanya kehangatan mentari saja.


^racauan sableng^

Sekedar ingin mampir di rumah ini dan bilang kangen hehehe... ada saat dimana saya kadang merasa lebih mudah menerima dan memahami segala kejadian yang melewati dan mampir di hidup saya dengan lapang, menerima bahwa semuanya adalah takdir Allah, menerima bahwa semua sudah digariskan... tapi saya ternyata masih belum cukup kuat ketika harus berhadapan dengan kekecewaan orang-orang terdekat saya atas harapan yang mereka titipkan pada saya, dan lebih sulit menghadapi kekecewaan mereka dibanding berdamai dengan takdir.

Semalem rada sableng ketika sms temen saya "B**** punya tempat menghilang gak?? sepertinya saya butuh tempat menghilang" dan dengan belengnya yang gak ngerti saya kenapa cuma bales "maksudnya??" Rasanya pengen jitak-jitak dia, tapi saya balasnya "punya waktu gak, saya butuh temen sms-an" well, lumayanlah bisa sedikit senyam-senyum baca smsnya... alhamdulillah saya masih beruntung punya 'tempat berlari,' walaupun dia tidak tahu saya 'lari' dari apa.

Jadi teringat sebuah kalimat linggis yang pernah ditulisin temen saya di buku saya "sometimes we need to share our problem with friend, it will be make you fell better...don't keep that alone"

Sudahlah... saya hanya ingin mampir bilang maap ama guru linggis saya, bolos belajar beberapa hari.

Seribu Warna Tanpa Makna


Setinggi apapun langit digapai
jangan lupa jejakkan kaki di lantai
karena keindahan mata
terkadang hanyalah fatamorgana

Sesungguhnya
pelangi jingga pun mempesona
namun segera sirna berganti sinar surya
terdampar samar di kaki kemilau langit

Kepongahan tak akan bertahan
sebab hidup tak selamanya bertahta
kadang berputar berganti arah
ke atas kau akan meraja
ke bawah raja menjadi hamba
tak akan ada yang fana
karena langit selalu berganti rona

Merendahlah
takkan membuatmu menjadi hamba
berlapang dada lah
karena ikhlas itu indah
sebab putih hati lebih mulia
dibanding seribu warna tanpa makna

Optimalisasi Imajinasi


Mari memejamkan mata sejenak
Menari di dalam gelap
Ikuti irama pelan, bergerak perlahan
Hirup udara segar, seakan – akan terbang
Terus berpejam
Semakin meninggi, tinggi – tinggi sekali
Berputar – putar , berlenggang gemulai
Terus, rasakan angin berhembus
Lihat, gelap menghilang
Nikmati warna – warna cerah
Nikmati suasana indah
Perlahan - lahan
Terus berlenggang dengan gemulai
Sampai





..kau membuka mata