Siang itu panas sekali. Mukaku seperti terbakar sinar matahari. Kata orang-orang, aku memiliki paras ibuku yang ayu, berlesung pipit dan berkulit putih. Panas matahari yang menyiram wajahku, tidak akan sanggup untuk mengubah warna kulitku. Tapi aku tak pernah mengenal ibuku, aku hanya tahu ibu dari cerita tetangga dan bapakku.
Mobil Dion berjalan melewatiku dan berhenti di depanku. “Mita, mau aku antar pulang?”
Ah, kesempatan nih, pikirku. Aku bisa menghemat uang saku karena tidak perlu naik bis dan dapat tumpangan gratis.
“Rumahmu dimana?” kata Dion membuka pembicaraan di dalam mobil.
“Ngg.. ntar aku turun di Malioboro mal aja. Rumahku di belakangnya.”
“Wah, asik dong tiap hari bisa ke mal.”
Tiap hari ke mal? Bisa aja sih. Tapi ya cuma liat-liat aja. Belanja pakai uangnya sapa? batinku.
Aku hanya tersenyum saja kepadanya.