Betapa nasib memang sudah ada garis edarnya, tak kasat mata. Ditelapakku, ditelapakmu tertulis ia. Karenanya aku tak heran, ketika disini, disebuah persimpangan lain kehidupan, tak sengaja kita beriringan. Kudapati kau lagi, lelaki. Masih dengan mata sorot mata itu dan senyum yang mampu melambatkan waktu....
Ahh... Tiba-tiba aku ingin tiap detik ini membeku.