26.11.10

^Ayooo Masuuuk^

Hilang seseorang yang berhak dikenang
dan datang seseorang yang berhak mendapat setia

Masuklah...
agar kau mendengar setiap ucap, setiap desah, setiap suara

Masuklah...
agar kau mengerti makna setiap kata

Masuklah...
agar kau memahami setiap peristiwa
yang terjadi dan terjalin dengan indah...

Hati... Bukan Untukmu

Kau... Ya... Kau, perempuan yang bersetia dengan waktu. Mengalir musim demi musim, tenang ke lautmu. Berlalu, hanyut dalam pusaran kata dan lagu. Rasa yang tak pernah lagi kau sampaikan meski kau merindu.
Kau... Ya... Kau, perempuan yang pernah berbisik cinta pada telingaku. Kau tunggang angin yang mengambang di bayangmu. Mengejar hati yang tak pernah terbuka padamu. Maaf, bukan karena ku tak paham akan teduh dukamu.
Aku... Ya... Aku, perempuan yang lupa menunggu. Tak sempat alamatkan kata cinta pada jiwamu. Sibuk menyusun huruf pada perempuan yang kurindu. Menggadai hati untuk keindahan di dua belah mataku.

dengan segala kenaifanku sebagai lelaki


Y, kenapa kita berjalan dari satu kesalahpahaman ke kesalahpahaman yang lain? mengapa malam kita habiskan dengan berangkat dari satu cemas menuju ke kecemasan yang lain? dan, dalam pendek sumbu asmara ini, waktu bukan kita habiskan untuk saling mengenali diri, mendekatkan hati, tapi menghadirkan sosok yang bahkan tak memberi arah bagi hubungan kita.

Y, barangkali aku salah. aku tidak bisa menumbuhkan rasa nyaman kepadamu, berupa kepercayaan. engkau masih bersangsi, bahwa di hatiku yang lapang ini, ada beberapa kursi kosong, yang menanti penghuni. aku tidak bisa meyakinkanmu, tak ada kursi kosong lagi disitu. sejak kau hadir dan duduk di salah satu sudutnya, telah kusingkirkan kursi-kursi itu, agar kau dapat nyaman duduk dan menikmati keleluasaan hatiku.


^Sisa hujan^

Izinkan aku tersungkur dan menangis di keheningan malam
karena rasa kehilangan yang mendalam

Gerimis November ini akan bercerita padamu
tentang arti kehilangan....




Takut

"Umi, anterin Albi pipis!" Albi menarik narik ujung baju uminya dengan manja. Ibunya tersenyum, "Kan lampunya udah nyala semua, Albi, lagipula biasanya Albi pergi pipis sendiri kan? Masak jagoan umi nggak berani pipis sendiri?" "Ayo umiiiiiiii! Albi udah nggak tahan." Albi menyeret tangan ibunya dengan jari-jari mungilnya.

"Tumben jagoan umi takut? Biasanya berani sendiri," tanya umi setelah Albi selesai menuntaskan panggilan alamnya. "Albi takut hantu, umi. Di surau tadi, Ahmadi cerita tentang hantu. Serem deh umi. Dia bilang hantunya mukanya hancur dan berdarah-darah. Di punggungnya ada lobang besaaaaaaar. Dan lubangnya banyak ulatnya, umi." Umi masih dengan sabar mendengar Albi bercerita dengan semangat diikuti gerakan tangan untuk mengekspresikan ceritanya.


Kisah...Tak Lagi Terjadi...

Tak ada guna kau berkeras abadi
sedangkan kisah kita telah mati
hanya abu tersisa pada unggun api
menggigil sendiri menjelang pagi

kau yang pernah menjadi kekasih hati
jangan pernah langkahmu terhenti
hanya karena kisah kita tak lagi terjadi
carilah pengganti tuk sirnakan sepi.