23.11.10

Aku dan Sampan

Malam kamarin aku mendayung sampan. Terus saja kudayung hingga melewati tepi bumi. Melewati ribuan kunang-kunang, dan kapas kapas awan. Hingga ku berjumpa jutaan bintang dan bunda bulan. Dan mulailah mereka berbisik dan menggunjing akan hadirku. Si pengelana dengan sampan tuanya. Beberapa dari mereka ramah melambai menyuruhku menambat di ujung kerlipnya, tapi yang terdengar malah bisikan-bisikan yang hilang dalam satu lirik pandang.

Aku terus mendayung sampanku hingga ke batas angkasa. Tenggelam dalam kegelapan layaknya hutan belantara. Dan menambatkan sampanku di bintang yang telah padam. Kasian, pikirku. Mungkin bintang ini sudah tua. Dan kehilangan kepercayaan dirinya. Kupotong bilah bambu bagian dari dayungku. Dan kuisi dengan gas dari lumpur vulkanik yang diberi paman Mars. Kunyalakan obor di bintang tua itu, agar kembali bercahaya. "Terima kasih, pengelana," bisik bintang tua dalam lirih suara. "Nevermind, kakek bintang...bye bye!" ujarku seraya masuk lagi ke sampan.

Selamatkan Cinta Kita (Save Our Love)

Cinta ibarat gelas, mudah retak karena panas, dingin, atau jatuh terpelanting. Berbagai hal bisa menjadi penyebab terjadinya keretakan cinta, namun hampir semua bermuara pada komunikasi yang kurang baik diantara mereka. Sebelum melangkah lebih jauh untuk memutuskan hubungan cinta, apalagi bagi yang telah menikah, ada baiknya pertimbangkan beberapa hal berikut ini.


lelah


entah apa yang terjadi
rasa itu kian menepi
tak aku temukan lagi sejumput tawa hangatmu
seolah kau bosan


rindu

saat temaram malam merasuki
di bawah secercah sinaran bulan redup
menemani hentakan degup jantung
tergugu diantara derai riak tetesan air
yang menggenang di sudut mungil sepasang mata

ada isakan tertahan
saat kata terbata mengalir pada bibir mungil perempuan
"aku rindu!" jeritnya bisu
dikala lain dia terlihat kelam
sembunyikan kesyahduan malam pada untaian sajak
"aku menunggumu, sampai habis dayaku !"

Hancurkan... Hanguskan...

Hancurkan saja kerinduanmu! Cabik-cabik menjadi serpihan. Dan taburkan bersama laju sang bayu. Kau tak ubah hanya serigala berbulu domba. Yang penuh dusta dan tipu daya. Hancurkan saja cinta binasa. Yang selalu kau binarkan dalam kemesraan penuh puja. Hanguskanlah semua. Karena aku ingin membuka ladang baru di bumi hatiku. Tempatku menyemai benih-benih kedamaian yang kelak kan lahir dari rahim kehidupan.

Hening


Jeruji ketidakpercayaan semakin mengkungkungku dalam setiap belai angin lembutnya
Perlahan namun pasti
Dia mulai merenggut satu persatu dari setiap jengkal cinta yang kumiliki
Aku bahkan belum pernah mengeja cinta hingga selesai

Sebelum tulangmu menjadi abu


Uda…
begitu banyak cinta yang telah aku syukuri,
tentu saja.
jangan kau kira aku lupa
dengan semua serpih asa yang pernah kita titi
di setapak waktu.

happy birthday, dear


buatmu cinta adalah perwujudan kasih
yang tak harus diungkapkan dengan kata
namun selalu terlihat dalam tatap mata
buatmu cinta itu bagaikan angin
yang tak mampu kau lihat
namun bisa kau rasakan hangat

Seringai Kegelapan


Seringai-seringai keburukan satu persatu mulai menghantui gelap malamku. Tidak satupun cercah terang dapat menghalaunya. Seluruh seringai yang berkolaborasi dengan gelap terus meracau ke dalam terangku. Menyempurnakan rupanya. Menyedot kebahagiaan terang dan mengacaunya dalam raga. Memakan raga hingga tak tersisa. Aku merapuh. Mataku meredup. Ragaku kehilangan rasanya. Sakitnya menumpuk seperti jerami. Mengusut tak dapat teruntai. Ingin ku mengemas luka dengan sebuah bingkai terkunci. Namun aku tak bisa. Gelap membuat semua terlepas dan menggoresku kembali. Tentunya dengan torehan luka yang jauh lebih dalam. Dan lebih menyakitkan. Sampai-sampai aku tak dapat menahan jeritan kemalangan ini. Jeritan penawar luka. Penagih cinta.

Tak Lebih Bermakna

Begitu banyak hal menakjubkan dalam hidupku. Tapi tahukah, dibalik semua itu ada misteri yang tak sanggup terpecahkan. Bahwa hatiku tak dapat melepaskannya. Bahwa hatiku tak merelakannya menghilang begitu saja. Meski sejenak, aku ingin bertemu dengannya. Salahkah? Karena tanpanya, hidupku tak lebih bermakna.

pada abu tulangku nanti


adikku,
keterlambatan meminta maaf membuat segala jadi kecewa
dan lupa waktu
bahwa kita pernah bahagia

mimpi

diantara sela redupan cahaya bulan
sekali lagi dia memaksaku datang
dan tak dapat kucegah
persis, saat dia pernah memintaku pergi
tanpa kuingin

adakah sebait cerita
yang hendak kau kisahkan bersama malam ?
saat kau menyeruak masuk
lalu memintal khayalku sesuka hatimu
merajut benang-benang halus lelapku
lalu merangkai satu persatu
dan menitipkannya agar terbawa bersama angin


Mencari Satu Wajah

Entah dimana dewi cinta menyembunyikan
Benang merah penghubung jiwa kita
Apa telah dipintalnya menjadi awan?
Lalu meneteskan sarinya
Membasuh jiwa-jiwa yang mengeja rahasia
Lalu kemana aku harus melangkah?
Mencari satu wajah dalam ribuan jejak
Haruskah kuurungkan saja?
Dan menjelma manjadi tanah dan terinjak.