10.12.10

Selamat Tinggal

Wahai lelaki, dengarkanlah aku. Dengarkanlah walau sejenak. Wahai lelaki, aku hanya seorang wanita biasa. Wanita yang takkan mampu menerjangmu dengan fisikku yang lemah ini. Akupun tentu tak dapat menyerangmu dengan kata-kata, karena suaraku akan terbenam oleh suaramu. Karena itu, dengarkanlah aku, dengarkanlah aku untuk terakhir kalinya.

Aku bukanlah wanita yang terbaik untukmu. Dan kamu bukanlah lelaki terbaik untukku. Janganlah kau jadikan diriku ini sebagai kelinci percobaanmu, yang kalau berhasil akan kamu sayang, tapi kalau gagal akan kamu buang. Aku bukanlah kelinci yang tidak akan pernah protes kamu percobakan. Aku ini manusia, yang punya perasaan, juga punya logika. Tolong kamu pertimbangkan baik-baik.


Aku bukannya tidak mencintaimu. Tapi tahukah kamu bahwa cinta itu telah pudar dikarenakan terhapus oleh bibit-bibit ego yang semakin mekar? Cinta itu kini hampir punah. Tahukah kau mengapa??? Karena logika kita sudah tidak mungkin untuk memaksakan kita bersama kembali. Logika kita sudah sama-sama menghalangi untuk tersulamnya hati ini. Logika kita sudah berbenturan dalam ruang berudara. Logika kita sama-sama terdesak keluar dan akhirnya menciptakan ledakan Big Bang yang maha dahsyat itu.

Bagaimana dengan perasaan??? Jujur saat ini perasaanku masih terpengaruh dalam lima huruf yang kau sebut CINTA itu. Namun sudahlah, bukankah itu bagian dari pendewasaan. Bagian dari sebuah kisah pedih yang menorehkan sebuah rajah di sudut hatiku. Rajah itu takkan sembuh oleh apapun. Biarlah itu menjadi tanda kenangan kecil darimu. Sebuah tanda yang mudah-mudahan takkan terlihat olehku. Biarlah kurasa pedih sedikit asal bisa kugapai bahagiaku yang sebenarnya.

Wahai lelaki, tolonglah. Biarkan logikamu bekerja. Sudah sepantasnya seperti itu. Biarlah kisah ini berlalu dengan tenang. Biarlah dia tertiup angin seperti tulisan di atas pasir itu. Biarkan dia menjadi tak berbekas untukmu. Tolong pergilah dan carilah dahan lainmu untuk bersandar. Karena dahanku akan kembali kurangkai untuk persinggahan lelaki lain.

Sudah cukup aku mendermakan cinta dan rinduku untukmu. Sudah cukup aku berkorban semua waktu dan ruang untukmu. Sudah cukup. Sekarang akan kusimpan semua cinta dan rinduku untuk lelaki yang akan memayungiku dengan kepercayaannya. Sekarang akan kusimpan semua ruang dan waktuku untuknya, lelaki yang akan menjadi pelabuhan terakhirku. Lelaki yang akan membuatku menjadi wanita paling beruntung di dunia. Lelaki yang akan menyediakan bahunya untuk kupenuhi dengan airmata bahagia. Dan lelaki itu bukan kamu.

Lelaki itu adalah lelaki yang menungguku di kaki malam. Lelaki yang bersedia memetikkan bintang untukku dan menaruhnya di hatiku sehingga membuat hati ini menjadi terang. Lelaki yang mampu menyihirku dengan kata-kata dan membuatku melambung jauh ke atas bulan. Dialah lelaki malamku. Lelaki yang selalu menghantui mimpiku. Lelaki yang tak pernah absen me-ninabobo-kan aku. Lelaki yang selalu mengecup keningku mesra.

Dialah lelaki yang akan menjadi penggantimu. Dialah yang akan merajah sebuah kebahagiaan dalam darahku. Dialah lelaki yang akan membantuku mengerupsikan semua rindu yang tertampung. Membuatku mengeluarkan semua material rindu dan cinta dan menampungkannya dalan kali kasih. Tak peduli betapa panasnya lahar rindu inipun dia siap untuk menampungnya. Aku sungguh mencintainya.

Dan maaf untukmu. Kita cukup sampai disini saja. Semua kisah kita itu, biarlah terkubur di dinding bawah bathin ini. Menjadikannya kecil dan takkan terkenang lagi. Selamat tinggal,masa laluku.

3 komentar:

  1. Jadi??? Ini Puisi ato Prosa? Tapi sepertinya Curcol :c:

    BalasHapus
  2. iya, kamu itukan bukan kelinci percobaan, tapi anak kecil percobaan :c:

    Hehehe..
    jadi ini fiksi apa curcol
    :d:

    BalasHapus
  3. @gajah : prosa yg menggunakan sedikit kalimat puisi :P

    @tiwi : ahhh prosa puisi ini :P

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.