24.2.11

Biarkan saja...


Berhentilah meresah hai Wanita. Bukankah janji itu seperti katanya, hanya tertunda? Bukan berarti tak ditepati, apalagi diingkari. Hanya beberapa waktu saja kau menunggu, bukan seumur hidupmu. Sementara itu, dalam nantimu yang tak akan panjang… kau bisa berjalan-jalan di ambang petang dengan kaki telanjang… merasakan basahnya rerumputan disela-sela jari kakimu yang jenjang. Atau kau bisa melambaikan telunjukmu, hingga kupu-kupu bersayap biru hinggap malu-malu.

Bahkan andaipun hujan datang, kau bisa menari-nari setengah telanjang, melepaskan semua sifat kekanakan. Menyunggingkan senyum polos pada sekalian alam, tergelak-gelak kebasahan. Membiarkan lesung pipimu merona merah jambu… tersipu pada angin yang berlalu.

Siapa tahu, disaat seperti itu dia akan datang padamu. Diam-diam memandang kagum dari balik pohon randu. Mengisap semua cantikmu sampai ke ujung kuku. Menghitung tiap tetesan hujan yang jatuh di helaian bulu matamu dan merengut cemburu… tak lagi membuang waktu, bergegas memelukmu dengan rindu sebelum kau menggigil beku.

Biarkan saja dia datang sendiri, Dewi. Jangan dipaksa dia menghampiri… biar perjumpaan kalian tak terbebat oleh pinta yang akan merugikan salah satunya. Sementara itu, dalam nantimu yang tak akan panjang… kau bisa berjalan-jalan di ambang petang dengan kaki telanjang…. Dan senyum mengembang…..

********
(Al)

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.