14.12.10

Penyesalan Selalu Terlambat

Pepatah berkata: sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna.

* * * *

Kemarin baru saja melayat wafatnya ayahanda seorang sahabat di sebuah kota sejuk. Sebenarnya sudah lama berniat untuk menjenguk beliau, namun karena terkendala berbagai kegiatan sehingga terlihat sok sibuk, jadi belum sempat mampir juga walaupun hampir tiap bulan berkunjung ke kota tersebut. Agak menyesal juga sih mengetahui kepergian beliau yang begitu cepat, mengingat bertemu saja belum pernah. Sakit gulanya yang parah menyebabkan kematian yang begitu cepat tak terduga sebelumnya.

Namun yang lebih menyesal tentu sahabat saya sendiri. Betapa tidak, hari sebelumnya dia baru saja pergi ke kota tersebut untuk general check up, namun tak sempat bertemu ayahandanya dan langsung pulang ke kota asal. Walaupun dekat jaraknya, dia jarang sekali bertemu ayahnya. Kadang dua minggu, bahkan sebulan sekali baru menengok beliau. Terakhir bertemu pun tiga minggu sebelum wafatnya. Pagi itu dia baru akan mengantar ibundanya ke kota tersebut ketika dikabari ayahnya wafat. Hilang sudah waktu untuk bertemu ayahandanya dalam keadaan hidup. Sambil terisak dia mengabarkan kepada teman-teman bahwa ayahandanya telah meninggalkan mereka selama-lamanya.

Penyesalan memang tidak akan pernah datang terlebih dahulu sebelum musibah terjadi. Oleh karena itu, seperti pesan Rasulullah, pergunakanlah kesempatan lima perkara sebelum datang lima perkara, yaitu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, senggang sebelum sibuk, dan muda sebelum tua. Waktu ibarat argo taksi, berjalan terus tiada henti hingga saat perhentian terakhir tiba. Ketika itulah segala penyesalan akan muncul bila tidak mempergunakan lima perkara baik tadi sebaik-baiknya.

Semoga ini bisa menjadi pelajaran baik untuk diri sendiri maupun kita semua, bahwa manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kebaikan.

NB: Kepada beliau, kami ucapkan selamat jalan menghadap-Nya, semoga amal baikmu diterima di sisi-Nya dan diampuni segala dosanya. Kepada sahabatku dan keluarganya, tetap sabar dan tabah karena waktu telah memanggil, menataplah ke depan, jalan masih panjang .......

2 komentar:

  1. Saya turut berduka cita om

    Semoga amal ibadah beliau di terima di sisiNya..dan yang ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasan...

    *Makasih buat postingannya...Inspiratif... :)

    BalasHapus
  2. sama2 .... amiiin .... ini masih lanjutan drama cerita itu ... real novel .... :a:

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.