14.12.10

just a pray...


Ribuan aksara berjatuhan seperti hujan… berserakkan. Tak terhayati, terserap segera ke bumi atau menguap ke pelukan matahari, mustahil bisa kupunguti.

Wahai yang Maha membolak-balikkan hati.
Aku tahu Engkau ada selalu, dalam hening yang meringkihkan hati, yang menggerus segala tegar lalu menipiskannya dengan kasar. Engkau ada ketika aku tertampar oleh sudut-sudut retak jiwa yang menganga, memaparkan apa yang telah terjadi sepanjang perjalanan ini.

Wahai yang Maha membolak-balikkan hati.
Engkau tahu setiap repihan-repihan doa yang tak setulus hati. Hanya sampai pada awan kelabu, menggantung sendu, tak terijabah olehMu. Dan air mata sepanjang waktu berlalu, merancu dalam ragu… Kemanakah syukurku????
Menciutkan nyali dengan pecahan-pecahan dosa seperti kaca yang sudah terinjak kaki. Menusuk dan membusuk… meneteskan darah bahkan bernanah.

Hatiku… hatiku.. Oh Tuhanku.
Selayaknya perahu dalam keluasan samudera berbadai. Terhempas-hempas menggetar menggapai. Layarnya cabik tak bisa menangkap angin, pasrah dalam kuasa gelombang dingin. Menggeretakkan pinggiran pahit kehidupan tak berkekalan. Hampir berantakan. Badan perahuku yang rapuh tak kuasa menahan. Hampir karam ia, terlalu jauh dari dermaga.

Tapi… sesuatu menyentakkanku…
Engkaulah segala Pemilik Sesuatu.. Tak ada yang milikku. Bahkan hidupku...

“Lalu… Jika rencanaMu lebih besar dari rencanaku…. Kenapa aku harus Ragu ??????”

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.