4.5.11

Everything Will be Alright


"Aku lagi nyari cowok, kenalin sama siapa gitu, bantuin dong?" Request seorang teman via YM.

"Lah suamimu mau kau kemanakan?"

Mau dikardusin trus dikirim ke Timbuktu kali? Saya juga nggak tahu pasti. Menurut penuturannya sih dia pengen menyudahi dan ganti pasangan aja. *ini suami opo casing bb to?*

"Mbok ndak usah ganti, instal ulang ae nek error." *usul yang cukup absurd*

"Kenapa?" tanyaku lagi

Katanya lagi sih suaminya bawel, suka ngelarang ini itu, ribet wis pokoke yang seringkali ujungnya berantem.

"Seheboh apakah pertengkaran mereka? Mari kita simak investigasi berikut." *gaya fenny rose*

Pokoke heboh gitu deh menurutnya. Tapi besoknya... catet nih besoknya....

"Gw udah baikan sama suami. Pesanan gak jadi deh."

"GR amat, lagian siapa yang mau bantuin. Sejak kemarin aku udah ogah, cuma nggak enak ati aja mau ngomong."

Nah lho, orang yang sedang bikin drama perang pasti ada-ada saja pikirannya. Mau nyari yang barulah, atau pisahlah.

Sejak menikah, saya sudah menerima sebuah teori bahwa tidak mungkin tidak terjadi friksi. Meskipun kecil, cuma adu argumen sekalimat dua kalimat, pasti akan terjadi. Tapi satu hal yang selalu saya yakini, everything gonna be ok!

Suami saya itu tidak pernah menelepon, kecuali minta saya mampir ke supermarket beli sesuatu sebelum pulang. Nah sekalinya berantem, dia nelpon saya dan nanya "Hoe laat kom je thuis? Ik wach op jou, Lief" (Jam berapa nyampe rumah. Aku nungguin kamu, Lief). Padahal nggak usah nelpon pun dia sudah tahu saya bakal nyampe rumah jam berapa. *joget india, gaya slowmotion deh gua*

Sampai hari ini, itu satu-satunya pertengkaran terdahsyat kami. Kalau yang berantem kecil-kecilan sih biasa, betah 5 menit doang.

"Kok bisa?"

"Masalahnya saya ini orangnya bawel, lah kalau saya ngambek berhenti ngomong, mana bisa? Mulut saya bisa asem dong!"

Lagi pula kalau mesti ditukar sama yang baru masih mikir-lah saya. Dia yang nggak pernah protes apapun masakan yang saya buat. Dia aja yang khilaf milih istri nggak jago masak. Dia yang selalu nganterin beli baju atau sepatu. *meski sambil hela napas kalau kelamaan* Dia yang seringnya curang, narik-narik kaki supaya dia nyampe pinggir kolam renang duluan *sebel katanya kalau saya menang terus* dan moment-moment sederhana yang cukup berharga lainnya yang tidak akan pernah bisa ditukar dengan apapun.

So, friksi itu wajar selama tidak diperpanjang. Dan setelahnya... everything will be alright.

Gambar : http://www.sxc.hu/

4 komentar:

  1. hmmm... nice posting, dear. :d:

    BalasHapus
  2. jadi kalo saya mau order pesenan masih bisa toh mba? :c: :f:

    BalasHapus
  3. boleh...boleh :h: Yg spesial atau biasa? Yang spesial pake telur. Pedes atau nggak? Yang pedes karetnya dua.... :c: Jangan ketuker yaaa... :h:

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.