7.1.11

Tentang Hidup

Hidup itu selalu menuju sesuatu. Dulu ketika kamu kecil, kamu selalu ingin cepat-cepat besar dan dewasa, bisa melakukan semua hal yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Ketika kamu sekolah, kamu ingin cepat-cepat bisa merasakan gimana jadi mahasiswa. Ketika kamu kuliah, kamu ingin cepat lulus dan bisa bekerja. Ketika kamu mendapatkan pekerjaan A, kemudian kamu menginginkan pekerjaan B. Dulu ketika kamu tidak punya pacar, kamu ingin punya pacar. Setelah punya pacar, kamu ingin menikah, dan seterusnya, dan seterusnya. Dan satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah ikut berjalan menuju sesuatu itu.

Hidup itu ibarat suatu perjalanan, perjalanan yang selalu punya tujuan. Mungkin secara garis besar, hampir semua orang punya tujuan hidup yang sama, yaitu Bahagia. Yang membedakannya adalah cara pandang, cara pencapaian, dan tentu saja prosesnya.

Aku pun demikian, aku manusia biasa yang juga memiliki tujuan dalam hidupku, dan aku sedang berjalan menuju tujuanku. Dalam perjalananku, aku menemui banyak hal, banyak hal yang membuatku semakin belajar: jatuh bangun, kecewa bahagia, terluka tertawa, menangis tersenyum. Semua hal yang semakin membuatku lebih bijaksana menyikapi hidup. Aku pun bertemu banyak tokoh, karakter dan sifat orang yang semakin memperkaya ilmuku memahami sesama. Aku tak pernah menyesal melewati semua perjalanan yang melelahkan dan lebih banyak menyakitkan ini, justru aku semakin bersyukur aku masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa melewati semua ini.

Di sisa perjalananku, aku bertemu denganmu dan membiarkanmu berjalan di sampingku. Kau bilang kita punya tujuan yang sama, jadi mengapa harus aku menolak ketika kau tawarkan untuk menemani sisa perjalananku? Bukankah jalan ini terlalu sepi untuk aku lewati sendiri? Dan bukankah lebih menyenangkan ketika kita punya teman seperjalanan, searah dan satu tujuan? Jadi aku sambut senang tawaranmu, karena aku yakin dirimu teman yang baik, menyenangkan dan dapat aku percaya. Dan setidaknya aku punya teman berbagi kisah dalam perjalanan ini, teman yang akan menjaga, melindungiku ketika di tengah perjalanan kutemui bencana, teman yang akan kubagi tawa serta duka. Bukankah itu kedengaran lebih baik, daripada seorang diri menyusuri jalan sunyi ini??

Tapi jika nanti di tengah perjalanan kau memutuskan untuk berhenti, karena lelah dan berpikir tak lagi sangup melewati jalan ini bersamaku, dan lebih memilih untuk mencari jalan lain yang mungkin lebih baik kau lewati, maka aku tak akan menahanmu, aku takkan memaksakanmu, aku akan dengan kerelaan hati melepasmu. Dan berharap kau akan menemukan jalan terbaikmu hingga nanti kau temui tujuan akhir hidupmu. Aku akan kembali melanjutkan perjalananku, karena yang bisa kulakukan hanya itu, tetap berjalan menemui tujuan hidupku.

2 komentar:

  1. sebelum di relain, musti di perjuangkan dulu....baru deh kalo mentok direlain :h:

    BalasHapus
  2. hmm... keren.. belajar merelakan itu hal yang sulit, dan kalo kita bisa melakukannya itu baru namanya pengorbanan... :h: semangat!

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.