20.1.11

Apa Senjatamu?

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik.

Seorang samurai yang hanya bersenjatakan tanto -pisau pendek-, dan terpaksa berhadapan dengan musuh bersenjatakan katana -pedang maut-, tidak boleh menyesalkan senjata yang sedang dipegangnya. Itu tabu!

Menyesali senjata yang ada di tangan, adalah ratapan pasti menuju kekalahan. Yang sudah ada pada Anda adalah senjata penyelamat dan penghebat kehidupan Anda.

Bersyukurlah. Dan hebatkan diri Anda!

~Mario Teguh~

Ketika membacanya, saya kembali teringat saat-saat masih duduk di bangku SMA tingkat pertama. Kala itu kami, murid-murid baru di SMA 9 Yogyakarta, diajarkan sebuah teknik tawuran yang baik dan benar. Maklum saja, SMA saya adalah salah satu SMA yang aktif tawuran di antara sekolah lainnya yang berada di Jogja. Bahkan pernah akibat memanasnya tensi permusuhan antara sekolah saya dengan sebuah SMA swasta, salah seorang murid tingkat 2 di sekolah saya menjadi korbannya (meninggal dunia). Padahal tidak jarang, sebelumnya, ada beberapa siswa yang masuk rumah sakit karena terlibat perkelahian di jalan raya.

Nah, salah satu teknik yang diajarkan oleh senior kami jika terlibat perkelahian di jalan raya adalah: “gunakan apa saja yang bisa kalian gunakan untuk menyerang atau mempertahankan diri.

Bisa menggunakan penggaris besi jika sedang membawanya. Bisa juga menggunakan kepala ikat pinggang (gesper) jikalau dalam keadaan di atas sepeda motor. Intinya: gunakan apa saja yang ada padamu, gunakan untuk menyerang atau mempertahankan dirimu, apapun senjata yang sedang dipegang oleh musuhmu.

Apa senjata yang ada di tanganmu untuk menghadapi musuhmu saat ini?

Arti "musuh" di sini bisa diartikan banyak. Konteks saya saat ini adalah kehidupan kita, hidup sebagai manusia yang ada di dunia. Apa talenta (kemampuan) Anda, yang bisa digunakan untuk bertahan atau melawan derasnya arus kehidupan?

  • Gue cuma bisa nulis puisi bro...
  • Ah, aku gak bisa ngapa-ngapain. Cuma bisanya bikin orang ketawa.
  • Coy, ane bisanya ya gini-gini aja. Main gitar keliling pasar.
  • Saya hanya bisa main bola. Tapi ya cuma tarkam aja.
  • (...) *bisa ditambahkan sendiri*

Saya lalu teringat sebuah adegan di film “Bodyguard”. Film yang bercerita tentang kisah asmara antara seorang penyanyi tenar dengan pengawal pribadinya. Kira-kira begini dialognya:

Mengapa kamu memutuskan menjadi seorang pengawal pribadi?” Tanya sang penyanyi.

Hmm.. karena saya tidak bisa menyanyi.” Jawab sang bodyguard yang kemudian diiringi tawa mereka berdua.

Simpel. Dialog yang sederhana. Tapi sangat mengena buat saya.

Siang ini juga ada alasan yang keren banget dari seseorang (@benisutrisno) saat ditanya “mengapa menulis penting buatmu?” Jawabnya: “karena gambar saya jelek dan saya gak bisa main gitar.

********/*******

Oleh karenanya untuk apa meratapi diri karena merasa kemampuan Anda “hanya gitu-gitu” saja? Fokuslah pada apa yang Anda punyai, bukan pada apa yang Anda tidak miliki. Gunakan itu. Maksimalkan talentamu.

Misalnya Anda diberi kemampuan untuk menulis, jadilah penulis yang hebat. Kalau Anda diberi pita suara yang bagus, jadilah penyanyi yang bisa menghibur semua orang. Jikalau Anda diberi otak yang brilian, jadilah juara dunia olimpiade fisika/matematika. Dan kalaupun Anda hanya diberi otak yang biasa saja, pita suara yang jauh dari sempurna, dan tidak mempunyai keterampilan khusus lainnya; pasti ada kemampuan lain yang bisa dimaksimalkan dalam diri Anda. Entah kejelian mata Anda, keteguhan hati Anda, atau bisa juga kekuatan otot Anda; yang nantinya bisa dikaryakan untuk sesama. Karena tiap manusia pada dasarnya berguna dan diciptakan untuk melengkapi sesamanya. Semua manusia pasti "dikirim" ke bumi dengan dibekali, paling tidak, satu talenta.

Kenalilah dirimu, gunakanlah senjata yang ada padamu (talentamu), apapun itu, untuk melawan atau bertahan, di tengah derasnya arus gelombang kehidupan. Yakinkan diri Anda: aku bisa!


Tuhan pasti 'kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya. Bagi hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus asa.

*) kalimat awal dan akhir dicuplik dari lirik lagu 'Jangan Menyerah' - D'Masiv
**) crossposting dengan perubahan dari blog saya

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.