17.12.10

Dunia Plastik

Pagi hari, Anda belanja dan diberi kantong plastik oleh penjual di pasar. Gratis. Apakah Anda lalu akan berpikir untuk membawa tas belanja dari rumah?
Siang hari, Anda beli makanan di warung dan ditaruh di kantong plastik oleh penjaga warung. Gratis. Apakah Anda lalu akan berpikir untuk membawa tempat makanan sendiri dari rumah?
Malam hari, Anda pergi ke toko buku dan diberi kantong plastik oleh kasir. Gratis. Apakah Anda lalu akan berpikir untuk membawa tas punggung dari rumah?

Kantong plastik biasanya memang disediakan gratis dimana-mana. Di sebagian besar tempat jual beli barang. Fasilitas untuk pelanggan. Dengan hal ini kita sebagai pelanggan, merasa tidak perlu repot memikirkan cara untuk membawa belanjaan, makanan, atau tempat untuk menaruh barang-barang. Tetapi pernahkah kita berpikir: jika setiap hari kita menggunakan kantong plastik baru, atau membeli produk berbahan dasar plastik, bukankah jumlah plastik di dunia ini akan terus bertambah jumlahnya?

Padahal kita semua tahu kalau bahan plastik tidak bisa diuraikan oleh lingkungan. Sampah plastik hanya terus akan menumpuk jika tidak didaur ulang. Bila tetap dibiarkan, akibatnya bisa kita rasakan: banjir, pemanasan global, hingga rusaknya lingkungan akibat sampah plastik yang "berserakan".

Pusat-pusat perbelanjaan memang mulai peduli, tetapi malah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hal ini. Mereka tetap menyediakan kantong plastik secara gratis, tetapi menjual kantong belanjaan yang ramah lingkungan. Kampanye "Go Green" di tempat semacam itu sungguh sebuah ironi. Bukankah secara matematis hal ini tidak menarik minat masyarakat untuk ikut mencintai lingkungan? Karena buat apa membayar lebih untuk sesuatu yang akibatnya akan dirasakan ratusan tahun kemudian?

Mengapa mereka tetap menyediakan kantong plastik gratis tetapi menjual tas belanja? Seolah-olah terlihat seperti menjual komoditas baru bagi pembelinya. Mengapa tidak sekalian saja menjual kantong plastik kepada para pelanggan? Hal ini bisa membuat mereka, para pelanggan di pusat-pusat perbelanjaan, berinisiatif untuk membawa tas belanja sesuai dengan keperluan. Kemudian lambat laun kecanduan manusia akan kantong plastik bisa dikurangi.
********/*******

Survei Kresek

Saat ini kantong kresek merupakan barang yang sangat populer digunakan oleh warga di seluruh dunia. Di Indonesia, kehadiran supermarket di tahun 1980-an telah mempopulerkan penggunaan kantong kresek. Sejak saat itu perlahan-lahan penggunaan tas/keranjang belanja mulai ditinggalkan, diganti dengan kantong kresek.

Untuk mengetahui berbagai hal terkait dengan penggunaan kantong kresek, maka sekelompok warga di beberapa kota di Indonesia berupaya mengembangkan sebuah survei.

Tujuan survei antara lain untuk:
  • Mengidentifikasi pola penggunaan kantong kresek oleh konsumen di beberapa kota besar di Indonesia.
  • Menggali sumber utama yang membagikan kantong kresek kepada konsumen.
  • Mengidentifikasi kesediaan konsumen dan penjual untuk mengurangi kantong kresek.
  • Besar harapan kami warga di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Bandung, Yogya, Surabaya dan Denpasar, bersedia menjadi responden survei, serta turut menyebarluaskan survei ke jejaringnya.


********/*******

Kita bisa memulai perubahan dengan '3M': Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal-hal kecil, mulailah dari sekarang. [Aa' Gym]

Semoga dengan tindakan kita mengurangi kantong plastik, kita bisa membuat masyarakat menjadi sadar lingkungan dan sadar akan bahaya plastik yang mulai mencekik.

3 komentar:

  1. sepakat :c:...sekarang penggunaan plastik dirumah diminimalkan, bekas plastik belanjaan itu dikumpulin ma mama trus kalau ada kebutuhan yang membutuhkan tinggal pakai itu gak ambil yang baru lagi

    BalasHapus
  2. sama, setuju juga :h:
    saya jug kalo belanja meminimalkan meminta kantong plastik. biasanya ditaruh dalam tas. soalnya kalo belanja jarang sekaligus banyak :c:

    BalasHapus
  3. idem, setuju (beehh gak kreatif). Tas belanja saya nggak pernah ganti, ntar ganti kl udah rusak, jebol dst. Disini kl belanja ke supermarket mesti bawa tas sendiri, gak bakalan dikasih kresek. Supermarket di indonesia kira2 berani memulai gak ya? jgn2 pelanggannya ngamuk2 :c: :c:

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.