29.11.10

saat mataku tak lagi setia


barangkali, tak ada kesedihan yang paling sulit dihilangkan, selain kecewa pada diri sendiri. dan aku mengalami itu, malam tadi, ketika menciderai janji untuk bertemu denganmu.

iya, aku salah. seharusnya, tak kubiarkan kantuk mengambil waktu, dan memangkas malamku. seharusnya, kubuat kopi di pukul delapan itu, untuk memukul pelupuk mataku, agar kembali tegak. tapi, aku merasa mampu tanpa kopi, atau teh hangat, dan yakin, dengan satu-dua lembaran buku, akan kulewatkan waktu, dan menjangkau saat bertemu denganmu.

dan waktu memang terlewat, tanpa kusadari. bukan karena buku, tapi mataku yang tak setia. aku tertidur, terlelap.


ketika tergeragap bangun, kulihat jam --yang seperti tertawa-- telah berada di angka 10 lebih. buku masih terbuka, teve masih menyala. selebihnya senyap. dan aku tak tahu harus bagaimana. pelan rasa bersalah menyelinap, membayangkan engkau menungguku disana, tanpa kabar, tanpa kejelasan. dan aku, yang tak setia dalam waktu, telah mengabaikanmu, dan memilih dipermanja mimpi. aku melepaskan kesempatan untuk merasai kembali gairah denganmu, meluaskan rasa kangen yang biasa menyempit di dadaku. aku membuang kemanjaan yang biasa hadir ditiap malamku, dan terperangkap dalam lelap yang tak memberi apapun.

dan setelah itu kurasakan malam berjalan amat pelan. tiktok jam berdentangan, seperti palu yang memukul telinga. padahal, biasanya, aku tak mendengar suara derik jam itu. biasanya, bersamamu, waktu melesat seperti kilat, dan memendekkan pertemuan kita. bersamamu, selalu aku kehilangan ingatan tentang jam, juga malam. bersamamu, hanya kantukmu, yang membuatku bisa melepaskan saat untuk berpisah.

engkau adalah magnit, yang membuatku menjalani malam dengan cepat. engkau adalah waktu, yang menandai jadwal-jadwal asmaraku. engkau adalah suasana, yang mempreteli segala nestapa. engkau adalah warna, sapuan kuas di atas kanvas. bersamamu, selalu berhasil kupintal gembira, tawa, dan gerinjal asmara.

tapi, malam tadi, di malam termuda yang kulewatkan tanpamu, aku melemas, seperti tebu yang sudah terkunyah dan menjadi ampas. duduk di depan teve itu, kubayangkan engkau telah tertidur dengan kecewa, lelah menantiku. barangkali, engkau menduga aku lupa. barangkali, engkau merasa diabaikan...

tapi percayalah sayang, tanpa kamu, seperti juga kemarin, malam selalu menjadi tak sama, pucat abu-abu, dan berjalan lama. tanpa kamu, aku seperti terasing, dan seruah rasa di dalam dadaku, tak memiliki saluran untuk sampai, membuat sesak. percayalah, akan kutukar apapun, jika malamku dapat kulewatkan denganmu, dan merasai dirimu yang gembira, yang memberi warna untukku, sampai keesokan harinya.

percayalah, malam tadi, membuatku seperti tak memiliki energi di pagi ini. karena itu, tolong bantu aku untuk menjalani hari ini, dengan satu senyum atau sapa, sebagai tanda, engkau telah memaafkanku...


aku mencintaimu dalam tiap gerak waktu, dalam alir darah ke jantungku...

11 komentar:

  1. wah ini ketiduran pas mau kencan ya :d: keren ih :d:

    BalasHapus
  2. @Anak Kecil

    iya, ketiduran... makasih selalu menyempatkan berkomentar ya? tak ada yang lebih kusukai daripada terus memintal silaturahmi...

    BalasHapus
  3. ooh jadi kencan ama anak kecil begitukah? :c:

    Langit ini selalu romantis abissss...beneran deh!

    BalasHapus
  4. "tanpa kamu, aku seperti terasing, dan seruah rasa di dalam dadaku, tak memiliki saluran untuk sampai, membuat sesak. percayalah, akan kutukar apa pun, jika malamku dapat kulewatkan denganmu, dan merasai dirimu yang gembira, yang memberi warna untukku, sampai keesokan harinya"

    wow...seperti candu...jadi klo mpe sebulan nda ketemu itu pie mas??? :c:

    BalasHapus
  5. kereeeeeeeeeeen.... waktu memang misterius

    BalasHapus
  6. seandainya yang semalem ketiduran juga dan ga jadi ketemu, bikinin tulisan kaya gini...

    BalasHapus
  7. owh jadi dirimu tak datang karena ketiduran :i:

    makanya...
    begadang..jangan begadang..
    kalo tiada artinya
    begadang boleh sajaaa
    kalau ada perlunya....

    :c:

    BalasHapus
  8. @deepblue

    ini nyaris sebulan tidak bertemu, anha. rasanya, seperti dikebiri...

    BalasHapus
  9. @grey

    lha, kan udah dibikinkan... :-p

    BalasHapus
  10. @mas langit: wow...jadi sudah sebulan rupanya om?? *dibahas* :c:

    BalasHapus
  11. jiahahahahahhahahah :f: iya om langit :d: sy suka sih sm tulisan2 om :c:

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.