Aku selalu suka hujan, tanpa alasan. Entah kenapa… aku suka saja.
Ketika dia bertandang, aku kadang rela berlama-lama menyampir di jendela… berdetik-detik tanpa kedipan mata, memikirkan apa saja atau cuma sekedar mengosongkan isi kepala. Aku menikmatinya, menikmati setiap tetesnya yang jatuh di atas kelopak dahlia di samping jendela, menikmati tempiasnya di wajahku yang kadang… membuatku khidmat memejamkan mata.
Hujan selalu membangkitkan aroma yang tajam tentang kenangan, tentang cerita-cerita tanpa aksara yang selalu bisa dia jabarkan lewat suara gerimisnya. Susah untuk mengucapkannya, tapi kau bahkan bisa membaca semua maknanya walau tanpa tanda.
Dan seperti hari ini… hujan itu masih sama, menyebarkan gelenyar basah, jatuh ke tanah atau mengalir tenang dalam pelukan sungai… menghanyut damai. Yang berbeda hanya dalam buliran-buliran airnya kini sering kujumpai seraut wajahmu, dengan mata elang dan senyuman yang mampu memukul-mukul palung rindu lalu kemudian… membadaikan tangisan pilu… ketika teringat bahwa kau telah berpaling dan berlalu dariku…
Dan aku selalu suka hujan, tanpa alasan. Entah kenapa… aku suka saja.
Berkali-kali aku melesapkan diri dalam derasnya… merelakan tersentuh basahnya… berlarian tanpa tujuan… aku tahu, setiap tetes yang jatuh di bulu-bulu mataku… juga akan membasahi ragaku…
Menelagakan hatiku….
Mengabutkan dukaku…
Bahkan menyembunyikan air mataku…
“Aku tetap selalu suka hujan, tanpa alasan. Aku suka saja…Jadi jangan tanya kenapa….”
aku juga suka hujan, dan jangan tanya kenapa, karena aku tak pernah tahu jawabannya... :DD :H:
BalasHapusdan wanita selalu hanyut oleh romansa yang dihasilkan hujan :d:
BalasHapus:d:
BalasHapus