sayang, kamu dimana? mengapa sapaku tak berjawab? tertidurkah, lelah setelah percakapan panjang kita sesiangan tadi? andai saja aku di sampingmu, pasti kuwakafkan waktu untuk memelukmu, menciumkan sabar di halus punggungmu, dan memanterai tubuhmu dengan segala ayat Tuhan yang menjanjikan kemudahan jalan.
istirahatlah, sayang. tidurlah. biarlah malam ini jadi milikku, khusyuk untuk meminta pada-Nya, agar engkau Dia jaga, seperti menjaga Hawa ketika terlempar dari surga, kala sendiri, sebelum Adam menjumpainya, untuk merangkai takdir baru, seperti legenda jabal rahmah.
dan kuharap, akulah yang menjadi Adam itu.
tidurlah kekasihku, lesapkanlah segala lelahmu ke dalam mimpi, dan jangan engkau bawa lagi ketika terjaga nanti. biarlah, biarkanlah, segala gulana itu hanya menjadi milik mimpi-mimpimu. sehingga kenyataanmu berjalan seperti apa yang memang pantas engkau dapatkan, kebahagiaan.
''tapi, aku merasa makin jauh dari bahagia, mas. aku tidak bisa jika begini terus.''
iya sayang. kita sama tahu, bahagia itu memang pengusahaan yang terus-menerus, ikhtiar tanpa putus. sulit. rumit. tidak sesederhana seperti kita menulis atau mengatakannya. bahagia juga selalu berarti personal, berbeda untuk tiap orang. tapi percayakah dirimu, tiap orang itu sudah digariskan untuk bahagia, sudah diciptakan jalan untuknya. masalahnya cuma satu, apakah dia menemukan jalan itu, dan mau menyusurinya, atau membiarkannya terbengkalai, terbelukar.
dan kulihat, engkau kekasih, punya garis takdir yang lempang untuk menuju bahagia. garis yang tak tersemaki, belum terbelukar. garis itu tertera dengan jelas, tajam, dari arah nadi, yang berjelujur ke garis rejeki. ya sayang, engkau ditakdirkan hidup berbahagia, berlumuran kasih sayang, dan cinta.
(barangkali, garis itu mengatakan tentang cintaku.)
jadi, bersabarlah. kukira, ayunan langkahmu sudah di tapal batas garis itu. selangkah lagi, dua tindak lagi, jalan mendaki itu akan lempang, dan dapat engkau susuri dengan senyuman. karena engkau memang senyatanya, sesungguhnya, dimiliki kebahagiaan.
kehidupan ini mencintaimu, sayang. seperti aku yang mencintaimu. dan jika aku selalu berupaya menggembirakan hari-harimu, maka kehidupan pun akan selalu menadahkan tangan, untuk menampung airmatamu, memudahkan langkahmu. dia, seperti juga aku, tidak akan ingkar janji. cinta kami akan berjalan tanpa cidera.
tidurlah sayang. lelaplah. tambatkan semua kelelahan tadi ke benua yang tak kau kenali di pengujung mimpi, sehingga tak bisa lagi kau susuri. dan percayalah, saat terbangun nanti, akan kau temukan pagi yang lebih menjanjikan, melegakan, seperti saat kau terbangun, dan menemukan lenganku yang masih memelukmu, dan bibirku yang mengigaukan namamu.
sayang, aku mencintaimu. dan cintaku akan membuat hidupmu berjalan seirama dengan doa-doaku. yakinlah. karena dengan keyakinan itu, kita sudah melangkah...
muuuuwwaacchhhhhhhhh
ahhh,, selalu saja pilihan katanya berbobot..
BalasHapussetiap kali baca, mesti mikir 2x.. tapi saya suka
:m:
[bahagia itu memang pengusahaan yang terus-menerus, ikhtiar tanpa putus. sulit. rumit. tidak sesederhana seperti kita menulis atau mengatakannya. bahagia juga selalu berarti personal, berbeda untuk tiap orang] :d: aku suka sama kata2nya mbaahhh..... :d:
BalasHapusOm langit :d: ini keren banget :d: wuih dahsyat euy kata-katanya :d:
BalasHapusTweety: bobotmu berapa?
BalasHapusRirie: cucuku...kamu memang selalu suka to sama simbah?
Te Ann: teteuup...jeli sekaliiiii
Vina: aku ini simbah bukan Om
*berasa asisten pribadinya simbah*
Komenku: Mbaah...aku ada disiniiiii *nyuci popok*
baguuuus :d: kenapa pake huruf kecil semua ya?
BalasHapusknp mbak kosong :g:
BalasHapus